Jumat, 13 Agustus 2010

Melewati Lembah Air Mata. Sendirian. Kapankah Berakhir?

“Aku tidak tahu lagi, bagaimana aku bisa menjalani hari-hariku, membesarkan anakku tanpa seorang suami.. Siapa yang akan menemaniku saat tua nanti. Terutama saat aku ada masalah, bingung mau curhat ma siapa. Pas mau tidur cuma bisa nangis... Yaa Rabb, begitu berat dan susah jadi janda. Melakukan segala sesuatu sendiri, tanpa pendamping.”
Janda adalah sebuah predikat bagi seorang wanita yang pernah menjadi istri, dan tak lagi bersuami, baik karena perceraian atau meninggal (memangnya ada kategori janda? kenapa dengan status janda... wanita selalu susah tuk mendapatkan pasangan lg...? Dan kenapa setiap org menilai kalau janda itu sesuatu hal yg tak bagus...? Apa ini adil untuk seseorang yg mempunyai status itu...?).

Namun yang harus dipahami, tidak semua orang ingin menjadi janda, karena menjadi janda bukan satu pilihan, tapi keadaan. Jika seorang wanita diminta memilih, tentu mereka akan memilih untuk tidak menjadi janda. Menjalani kehidupan sendiri, tanpa seorang suami. Bagaimanapun keadaan suami, seorang wanita membutuhkan laki-laki sebagai sosok yang bisa memberikan perlindungan, tempat berkeluh kesah dan curhat, pendamping saat suka dan duka, yang memberikan nafkah baik secara lahir maupun batin.
Janda karena suaminya meninggal dunia. Biasanya janda seperti ini masih bisa mendapatkan respon yang positif dan simpati dari masyarakat lingkungan sekitarnya. Mungkin karena selama berkeluarga, mereka terlihat rukun atau jarang bertengkar, sehingga pada saat suami meninggal dunia, tidak ada gunjingan tentang sebab-sebab suami tersebut meninggal dunia.Bagi janda yang ditinggal mati oleh suaminya, cenderung untuk tidak menikah lagi. Ini dikarenakan memori dan kenangan yang tersimpan tentang masa lalu bersama suami adalah kenangan yang manis dan indah, sehingga akan sulit terlupakan dan tergantikan dengan sosok laki-laki lain. Bisa juga janda yang demikian ini tidak menikah karena dulu suami memiliki jabatan pekerjaan di instansi pemerintahan dan pihak istri mendapatkan dana pensiun. Apabila janda tersebut menikah lagi, maka dana pensiun tersebut akan hilang.Lain lagi dengan istri yang ditinggal mati oleh suami. Predikat ini dianggap masih mengundang rasa simpatik.
Kendati demikian tetap saja tidak mampu mengubah omongan miring masyarakat yang membuat hati miris. [ Contohnya, suaminya mati karena diguna-gunai supaya bisa nikah lagi, atau suaminya dibunuh lewat pesugihan. Astaghfirullah. Kejamnya fitnah seperti itu… Bisa dipastikan orang yang hobinya membicarakan orang lain tu gak punya kerjaan lain selain menggunjingkan orang lain. Apalagi memiliki empati, seandainya hal itu terjadi pada dirinya. Atau mungkin ada perasaan iri dan tidak mampu yang menghinggapinya sehingga perasaan tidak suka selalu menggerogoti].

Janda cerai. Seorang wanita yang menjadi janda karena dicerai atau bercerai dengan suaminya. Di masa sekarang dengan angka perceraian yang tinggi, maka janda-janda baru akibat perceraian pun juga menjadi tinggi. Dan kebanyakan bagi janda ini cenderung mendapatkan respon yang negative dan sederet predikat minus lainnya. Secara sosial predikat janda cerai kerapkali menimbulkan ‘hambatan psikologis’dalam berinteraksi. Bisa jadi hambatan ini muncul lantaran cerai berkonotasi negatif ‘huru-hara’. Konotasi ini semakin menghunjam karena tak menjelaskan siapa yang akhirnya bersalah dan siapa yang membuat ulah.Masalah ini hanya konsumsi ruang privat bukan public tapi tetap saja menjadi pembicaraan public.
Janda. Sebuah label yang membuat banyak perempuan takut menyandang predikat itu. Tak sedikit yang menganggap perempuan berstatus janda, terutama karena cerai, bukan sebagai ‘warga’ masyarakat biasa. Ada catatan merah/lingkaran penanda. Namun pahamilah, apakah salah menjadi janda?

Janda kembang. Janda ini adalah janda yang paling disukai laki-laki dan paling dibenci oleh kalangan ibu-ibu. Meskipun janda ini mungkin juga karena ditinggal meninggal suaminya, namun seorang janda kembang adalah janda yang masih muda, dengan atau tanpa anak. Janda demikian sangat rawan dengan godaan, karena selain predikat janda itu sudah minus, ditambah dengan keadaan janda itu yang masih muda menjadikan banyak laki-laki yang ingin mendekati. Tentu saja karena status janda yang artinya juga single, berkesan memberi peluang untuk menjadi pendampingnya. Mereka aja yang ge-er.Tapi mengapa masyarakat merasa tidak perlu terjun dalam kesibukan saat melihat fenomena para duda? Padahal realita sebab keduanya sama. Artinya sama-sama ditinggal cerai atau ditinggal mati pasangannya.

Kesimpulan hasil diskusi dalam sebuah forum, ternyata janda lebih ‘survive’ menjalani kehidupan selanjutnya disbanding duda, meski harus berperan ganda sebagai ibu dan ayah.Cobalah kita amati realitas di sekeliling kita. Meski tak men-generalisir, namun tak sedikit laki-laki yang ‘ambruk’ setelah berpisah dari istri sehingga tidak perlu menunggu hitungan tahun, ia sudah berfikir untuk segera menikah lagi. Sementara perempuan, bahkan tahan bertahun-tahun hidup sendiri tanpa seorang suami di sisi. Kekuatan apa yang membuat perempuan menjadi begini? Kekuatan emosi. Cinta, kasih sayang, kesetiaan dan memikirkan kepentingan orang lain/anak daripada kepentingan dirinya sendiri. Begitulah kenyataannya.
Status janda akhirny menjadi sesuatu yang berbeda. Koq? Mungkin itulah kata pertama yang meluncur sebagai penanda bahwa hati ini sepenuhnya tak mengerti maksudnya namun menegaskan bahwa perbedaan itu telah lama dicitrakan sekaligus disetujui masyarakat.Kalau diingat baik-baik, berapa banyak cerita bertemakan janda yang diangkat ke dalam novel, cerita anak-anak, hingga film. Belum lagi mitos di Negara Perancis yang meyakini bahwa ungu adalah warna yang mewakili komunitas janda. Ada lagi istilah Black Widow [janda hitam] untuk sebutan laba-laba yang mematikan karena bisa racunnya.
Sebenarnya apa hubungannya laba-laba sama janda…

Mestinya sebagai fenomena kemanusiaan, status janda tidak harus disikapi berlebihan. Sebagaimana Tuhan menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan. Ada laki-laki ada perempuan, ada pernikahan ada perceraian, ada kehidupan ada kematian, ada pasangan ada single, ada duda ada janda. Biasa, bukan?

Masyarakat juga memandang miring seandainya lelaki bujang menikah dengan janda apalagi jika sudah memiliki anak. Orang biasanya menganggap itu hal yang hebat, karena seorang janda bagaimanapun pernah menikah dan berpengalaman. Sedangkan bujang belum menikah. Tanggapan keluarga yang memikirkan si anak sudah berat memikul tanggung jawab dan harus berhadapan dengan situasi tersebut. Yang pada masa itu si bujang harus sama-sama menjaga perasaan kedua belah pihak. Kebanyakan mereka juga lebih senang memilih dan menikah dengan janda yang ditinggal mati oleh suaminya daripada janda cerai..
Padahal untuk menikah tidak perlu melihat masa lalu seseorang, yang terpenting adalah niat untuk melaksanakan pernikahan itu dengan misi, visi yang sama yaitu untuk membentuk keluarga yang sakinah mawadah warohmah. Ga harus memilih dia gadis atau janda.
Harus dipahami bahwa semua manusia memiliki perasaan. Dan bagi mereka yang berstatus janda akan lebih sensitif atau mereka akan pasrah saja menerima segala macam keadaan. Soal ini jangan dipandang remeh. Namun kebanyakan janda amat sensitif dalam mencari kenalan baru. Lain situasinya jika tanpa anak dan masih muda. Bercerai pula karena suami mempunyai wanita lain. Perasaan sakit hati lebih menguasai keadaan. Jadi sudah sepantasnyalah kita memperlakukan seorang janda dengan sama. Karena janda juga manusia, yang memiliki hati dan perasaan. Namun yang harus diingat, tidak semua janda memiliki perilaku yang negatif. Justru kita bisa menggambil sisi positifnya, bahwa seorang janda telah memiliki pengalaman dan lebih matang dalam perkawinan. Jangan pernah melihat seseorang dari luarnya semata, tapi kenalilah hingga ke dalam lubuk hatinya… Jadi kalau mau berhubungan dengan janda, tutur kata juga harus dijaga.

Seorang janda pastinya memiliki trauma dalam perkawinannya, mungkin pernah dipukul suami, menderita lahir batin, atau masalah yang lain. Justru itu, jika ingin memiliki cinta seorang janda, jangan sekali-kali mendesak untuk segera menerima dalam perkenalan pertama karena trauma yang masih wujud akan membuat mereka berfikir dua kali untuk menjalani pernikahan keduanya atau memulai hubungan baru lagi. Hati yang terluka mungkin bisa sembuh, tetapi cacat lukanya tidak bisa dihilangkan dan ini akan membayangi terus selama hidup. Mulailah berkenalan dengan niat yang baik, dan jika sudah benar-benar memahaminya, begitu pula sebaaliknya, maka hubungan cinta bisa diteruskan.

Setengah orang cukup suka mengorek rahasia orang lain hingga ke akar masalahnya. Bagi mereka, selagi rahasia tidak diketahui selagi itulah pertanyaan demi pertanyaan akan keluar dari bibir. Jika memilih untuk berteman dengan janda, cukuplah serba sedikit mengetahui kisah hidupnya, misalnya bagaimana perceraian itu terjadi. Tidakk perlulah bertanya berbagai soal sehingga janda yang ingin dikenal menjadi curiga di atas perkenalan yang anda bina.

Pernahkan merenungkan bagaimana perasaan orang yang kehilangan pasangan hidupnya ? Perlu diketahui stres yg paling berat di dalam kehidupan manusia adalah pada saat mereka ditinggal oleh orang yang mereka kasihi. Kebanyakan orang melakukan bunuh diri, bukannya karena kehilangan harta maupun jabatan, melainkan karena kesepian.
Perceraian seharusnya dihindari, tetapi pernahkah terpikirkan, bahwa kebanyakan perempuan di dunia cerai secara sepihak. Apakah ada yang bisa membantu untuk memaksakan agar mereka mo balik lagi ?

Pada saat seorang istri ditinggal mati oleh suaminya, banyak orang datang berkunjung, bahkan diadakan doa dan malam hiburan khusus bagi istri yang ditinggal. Setelah itu pun masih banyak lagi tetangga maupun rekan-rekan lainnya yang saling berdatangan untuk menghibur sang janda, bahkan menawarkan berbagai macam pertolongan maupun bantuan untuk kelanjutan hidup sang istri yang ditinggal.
Janda cerai dan janda yang ditinggal mati oleh suaminya sama-sama menderita karena kehilangan pasangan hidupnya, walaupun demikian janda cerai ada jauh lebih menderita daripada janda yang ditinggal mati oleh suaminya.
Pada saat seorang perempuan diceraikan, jangan harap ada orang yang mau datang berkunjung apalagi menghibur kalau kagak di gosipin azah udah bagus, padahal janda cerai hidupnya jauh lebih menderita, lebih berat dan juga lebih banyak pertolongan maupun bantuan yang dibutuhkan. Ia bukan saja di tinggal oleh suaminya melainkan juga oleh seluruh anggota keluarga suaminya, penghasilan pun tidak ada, sedangkan janda yang ditinggal mati masih bisa dapat uang pensiun maupun warisan dan juga masih dibantu oleh anggota keluarga suaminya.
Apabila perempuan ditinggal mati oleh suaminya, banyak orang yang turut berduka cita bahkan turut menangis maupun berdoa untuknya, tetapi untuk janda cerai tak ada seorangpun yang peduli akan penderitaannya apalagi mau turut merasakan kepedihan maupun kesedihan hatinya. Oleh sebab itulah janda cerai itu penderitaannya jauh berlipat kali lebih berat daripada janda yang ditinggal mati oleh suaminya, ia bukan hanya kesepian karena ditinggal suaminya, bahkan bisa juga dikucilkan.

Perempuan yang ditinggal oleh pasangan hidupnya harus siap dan bisa melakukan fungsi sebagai suami, sebagai ayah maupun sebagai pencari nafkah. Mereka tidak punya waktu untuk belajar ataupun mengadaptasinya terlebih dahulu, karena perobahan drastis terjadi dalam sehari. Oleh sebab itulah boro-boro punya waktu untuk ngurus diri sendiri untuk ngurus kebutuhan dan keperluan sehari-haripun sudah tidak ada waktu lagi.

6 komentar:

  1. jadi trenyuh mbacanya...

    BalasHapus
  2. Aku sayang sama Bunda ^_^ Tenaaan...

    BalasHapus
  3. yang sabar aja teh...
    oke
    085214133273

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  5. Ya beginilah nasib janda,,,berjuang seorang diri,,semoga allah menjaga mmbrikan selalu rijki pd janda2 yg tak mmpu seperti sy,,

    BalasHapus
  6. yang paling menyedihkan kalau anak pada sakit bareng2..mau berkeluh kesah dengan siapa..smg Allah selalu membuka jalan kebaikan dan kemudahan untkku dan untuk yang memiliki nasib seperti aku yang suaminya dipanggil saat ank2 msh kecil

    BalasHapus